Selamat Sore, Jakarta.


Terkadang ada momen di mana hidup yang kita jalani terasa seperti video clip. Bukan hidup kita secara keseluruhan, tapi beberapa peristiwa dalam hidup yang menurut kita "Kok ini video clip banget ya?!".
Bisa jadi pada saat kita sedang ketinggalan bus, lalu hujan, dan lalu mellow-mellow sendu berkumandang tiba-tiba di dalam pikiran kita. Lalu kita tiba-tiba berpikir, "Wah..ini mah video clip banget yah?!".

Gw sering mengalami momen-momen seperti itu. Karena gw orang dengan sifat intuition yang cukup dominan (berdasarkan hasil tes psikologi MBTI. hehe) dan hal itu menyebabkan pikiran gw sering melanglang buana kemana-mana saat sedang bengong. Yap, bengong. Apalagi jika sedang dalam perjalanan dan kuping gw tersumbat suatu peralatan elektronik bernama earphone untuk mendengarkan mp3.

Jadi ceritanya, beberapa hari yang lalu, saat perjalanan pulang gw menuju rumah. Saat itu sekitar pukul 17.00 lewat sedikit, gw pulang lebih cepat karena udah ga ada kerjaan lagi yang mau diurusin. Cuaca masih hangat dan sisa-sisa cahaya matahari masih cukup terang benderang. Walaupun matahari sudah mau tenggelam, tapi cahayanya masih terlihat kuning keorange2an. Hujan baru aja reda, jadi kondisi jalan sekitar masih basah.

Gw duduk di kursi sebuah kendaraan umum, kuping terpasang earphone yang sedang memutar lagu secara acak, dan memandang ke arah luar jendela. Tiba-tiba lagu Feist yang berjudul Lover's Spit terputar di mp3 dan pandangan gw sedang memandang ke arah kolong jembatan penyebrangan untuk penumpang bus transjakarta.
Di sana ada ibu-ibu lagi jualan minuman warna-warni mencolok di gerobak sambil gendong anak batitanya yang terlihat baru aja selesai mandi (karena rambutnya basah dan mukanya putih belepotan bedak tabur), anak-anak kecil pengamen yang lagi main sambil sedikit dorong-dorong bahu temannya, beberapa pemuda yang bolak-balik membawa benda-benda berat dan mereka tidak beralas kaki, beberapa pemuda pemudi yang terlihat seperti anak kuliahan baru pulang kuliah melewati mereka dan terlihat acuh tak acuh.
Dan tiba-tiba ada segerombolan bule (4 orang) ber-backpacker, dengan gaya cuek mereka.. Kaos oblong, celana pendek, sepatu, topi, sepatu sendal, tas backpack guede banget, dan memegang peta. Mereka turun dari jembatan busway dan terus berjalan tanpa melihat kanan-kiri. Terlihat sudah fasih dengan jalanan Jakarta, namun masih megang peta.

Lover's Spit masih berkumandang di kuping gw saat gw memandang pemandangan itu semua. Padahal lagu dan kondisi yang gw pandangi itu ga sesuai. Tapi entah kenapa suara Leslie Feist, suara piano, dan melodi yang terdengar kok bener-bener menohok dengan pemandangan saat itu ya. Rasa-rasanya seperti sebuah video clip Feist - Lover's Spit versi bikinan gw di mana semua pemandangan yang gw saksikan tadi itu berjalan secara slow-motion. Menangkap semua sudut Jakarta.

Melankolis dan memang itulah realita di tiap sudut kota Jakarta.

Selamat sore, penghuni kota Jakarta dan sekitarnya... :)

(sumber foto : dari om Google, ternyata ada watermarknya) :)